Spa di Jalan Penyu

Matahari baru saja melewati atas kepala, saat Karim, staf Amanwana yang lain, mengajak saya snorkeling. Ah, ya, masa menginap di tepi laut tapi tidak snorkeling? “Kita snorkeling di Turtle Street saja,” ajaknya. Yang dimaksud dengan Jalan Penyu ternyata sebuah daerah batas antara laut yang dangkal dengan laut yang dalam. Letaknya tak jauh dari tempat kami memancing kemarin. Di sini sering dijumpai penyu lewat, makanya dinamai Turtle Street.
Yang membuat saya takjub, selain terumbu-terumbu karangnya yang masih asri, saya juga sering menemukan ikan yang besar-besar, baik ikan karang maupun ikan yang berenang berombongan. Pantas saja kemarin saya cepat sekali mendapatkan ikan. Kerapu, baby stingray, hingga barakuda bisa saya temui dengan mudah di sini. Meski penyu yang kami cari tidak ketemu, saya puas sekali snorkeling sesiangan itu.
Malam terakhir di Amanwana ternyata masih menyisakan kejutan. Setelah makan malam di resto dan berjalan dalam gelap menuju tenda, mendadak langkah saya terhenti. Di tengah kegelapan terlihat segerombol makhluk sedang bergerak-gerak, dan sesekali terdengar bunyi ‘krak-krak’. Dengan jantung berdebar-debar saya menyalakan layar ponsel untuk mencari penerangan, dan ternyata segerombolan mahluk itu adalah… rusa-rusa yang tengah makan!
Saya menarik napas lega, dan baru teringat kalau Amanwana menangkar sekitar 11 ekor rusa di kompleks resor ini. Saya cuma heran, sejak kapan rusa-rusa itu menjadi makhluk nocturnal dan baru muncul di malam hari? Bunyi ‘krak-krak’ tadi ternyata berasal dari tanduk rusa yang bercabang-cabang, yang kadang saling beradu saat mereka merumput. Untung mereka cuma memandang saya dengan tatapan aneh, dan tidak mengarahkan tanduknya ke saya.
Pagi hari sebelum sarapan terakhir, saya berjalan-jalan sebentar dan secara tak sengaja bertemu dengan ‘teman-teman’ baru yang lain: monyet-monyet ekor panjang! Mereka sedang asyik mencari biji-bijian di tanah, sebagian lagi berlarian di atas tenda. Untunglah mereka tidak mengganggu manusia sama sekali. Setelah sarapan, saya melihat pesawat amfibi yang membawa tamu-tamu baru tengah bersiap mendarat. Saya pun berpamitan kepada para staf. Mimpi indah akan segera berakhir, dan saya harus kembali ke dunia nyata.
Teguh Sudarisman
Foto: Dok. Pribadi, Dok. Amanresorts