Perfeksionis rumahan
Pola pikir lama:
Rumah indah = super rapi dan teratur
Dalam pikiran Anda, kerapian rumah merupakan indikator sukses seorang ibu. Anda akan sangat terganggu jika di salah satu sudut ruang masih ada barang yang berantakan. Yang lebih parah, Anda bisa uring-uringan hanya melihat posisi lukisan yang miring atau ada pajangan yang bergeser. Karenanya Anda akan terus menerus bebenah rumah setiap saat. Belum tentu dipuji suami, yang ada Anda jadi terlalu lelah, stres dan tidak sempat bercengkrama dengan keluarga.
Pola pikir baru:
1. Biarkan 'piring kotor tetap kotor'
Melihat rumah tertata rapi memang suatu 'prestasi' yang membanggakan. Namun kalau ada salah satu sudut yang berantakan, jangan langsung menyalahkan diri sendiri. Karena sebenarnya hal ini hanyalah ilusi (cognitive distortion). Cobalah belajar melihat kondisi apa adanya dan jangan memaksakan diri untuk selalu merapikan rumah setiap saat.
2. Dahulukan 'yang bernyawa' (daripada mengurus barang).
Karena ingin rumah tampak rapi, Anda jadi lebih asyik menata perabot rumah daripada mengobrol dengan suami dan anak-anak. Padahal kesempatan bersama keluarga sudah semakin langka karena masing-masing punya kesibukan sendiri. Jadi belajarlah untuk mengutamakan quality time bersama keluarga karena bagaimanapun mereka lebih penting ketimbang koleksi barang antik di rumah Anda.
Shinta Kusuma