Jeli melihat peluang
Merasa capek mengelola rumah kontrakan yang membuatnya tekor, Humiati harus memutar otak untuk menemukan solusi terbaik. Akhirnya ia terpikir untuk membuat semacam guest house. Alasannya, di Bandung kebutuhan akan tempat penginapan terus meningkat. Dengan sedikit renovasi di sana-sini, ia lantas menyulap rumahnya menjadi sebuah penginapan mungil tapi asri, yang diberi nama "Rumah Harum".
"Sejak dulu saya memang bercita-cita memiliki tempat penginapan kecil tapi homy. Akhirnya dua tahun lalu kesampaian juga," ujarnya.
Penginapan yang terletak di daerah Dago ini relatif tidak sulit dipasarkan. Setiap weekend pasti penuh, meskipun ia hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Ia sendiri mengaku tidak terlalu ngoyo mencari untung dari bisnis ini.
"Yang penting cukup untuk menutup biaya perawatan dan pengelolaan rumah, serta sedikit keuntungan. Dibanding saat dikontrakkan, rumah saya sekarang lebih terawat," ungkap Humi yang mengelola penginapannya sendiri. "Agar lebih bisa memonitor dan menampung keinginan tamu," katanya.
Sri juga pernah menjadikan rumahnya yang lain di bilangan Kemang, Jakarta, sebagai sebuah galeri. Awalnya rumah tersebut hanya untuk menyimpan koleksi barang-barang antik pribadinya. Tapi karena lokasinya cukup strategis untuk bisnis, maka ia pun tertarik membuka galeri. "Mau dikontrakkan atau dijadikan galeri, hasilnya sama-sama lumayan memuaskan," kata Sri yang sudah bisa membeli rumah lagi dari hasil keuntungan membisniskan kedua rumahnya itu.
Shinta Kusuma