Rasa bangga akan produk Indonesia juga perlu diwujudkan dengan tidak malu atau rendah diri mengusung identitas lokal sebagai merek atau brand pada produk yang dihasilkan. Sebaliknya, pelaku bisnis seharusnya justru merasa bangga. “Kalau selama ini beras Cianjur berhasil mengusung citra sebagai beras yang pulen, harum dan enak, semestinya produk-produk lokal lain juga bisa, seperti sepatu Cibaduyut atau salak Pondoh.”
Ia mengakui, ada beberapa bisnis yang sudah mulai menunjukkan eksistensinya sebagai tuan rumah di negeri sendiri, yaitu bisnis kuliner lokal dan fashion. “Tapi, bisnis fashion kita sekarang masih lebih banyak menjangkau masyarakat kalangan menengah atas. Sementara untuk kalangan menengah bawah belum digarap dengan baik. Alhasil, bisnis fashion kelas bawah masih berpeluang besar diserbu oleh produk impor yang murah meriah,” kata Handito.
Ia sendiri memiliki mimpi untuk menciptakan sejumlah pusat mode di berbagai daerah di Indonesia, yang menampilkan ciri khas masing-masing daerah sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Misalnya, di Jakarta, Bandung, Yogya, atau Tasikmalaya.
“Syukur-syukur bisa tumbuh seperti Harajuku di Jepang, yang berhasil menjadi kiblat untuk street fashion bagi anak muda Jepang,” tambah Handito. Dengan demikian, baik produsen ataupun desainer bisa kreatif tanpa harus mencontek habis tren dari daerah lain, sekaligus bisa menggerakkan bisnis mode di daerah-daerah dan membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat.
Hal yang sama juga bisa diterapkan pada produk-produk pertanian, peternakan, serta hasil laut lokal. “Buah-buahan lokal sebenarnya tak kalah enak dan bergizi, serta lebih cocok untuk lidah kita. Tapi karena penampilannya kurang 'cantik' dan kualitasnya masih standar lokal, mereka sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita sendiri.”
Karena itu, yang perlu didukung, khususnya oleh pemerintah, adalah upaya pengembangan varietas unggul bagi buah-buahan dan sayuran lokal. Selain bentuknya bisa menjadi lebih cantik dan tidak gampang busuk, juga bisa berbuah sepanjang tahun agar masyarakat bisa menikmatinya setiap saat, bukan hanya pada musimnya.
Promosi keunggulan buah dan sayuran lokal juga perlu digencarkan, termasuk khasiat nutrisinya. Misalnya Selandia Baru yang dengan pe de gencar mempromosikan secara global buah nasional mereka, kiwi, lengkap dengan hasil penelitian yang mendalam tentang khasiat nutrisinya. Padahal, itu cuma kiwi, lho. Kita punya lebih banyak dari itu.
Tina Savitri