
Investasi untuk mati

Dari Desa Deri, kami beranjak ke Desa Kete' Kesu, yang merupakan kompleks perumahan adat suku Toraja (disebut tongkonan) milik marga Sarungaloh –tergolong bangsawan tinggi. Meski dijadikan objek wisata, kompleks rumah adat yang kabarnya berusia ratusan tahun ini masih dihuni oleh para cucu-buyut keluarga Sarungaloh. Setidaknya ada tujuh tongkonan di Kete' Kesu ini, masing-masing memiliki sebuah lumbung padi (bentuknya mirip rumah utama, hanya lebih kecil) yang letaknya persis berhadapan di seberangnya.
Rumah-rumah panggung ini terbuat dari kayu uru dan kayu nangka. Atapnya dari tumpukan bilahan bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga dari samping terlihat berulir-ulir. Saking tuanya, atap-atap itu kini ditumbuhi lumut. Uniknya, seluruh bangunan berdiri tanpa menggunakan paku sama sekali. Di depan pintu rumah, terutama di rumah tetua marga, terpancang patung kepala kerbau belang dari kayu serta ayam jantan, dalam empat warna dominan: kuning, putih, hitam, dan merah (representasi dari Tuhan, surga, 'dunia bawah', dan darah/keluarga).
Sederet tanduk kerbau yang dideretkan secara vertikal (sesuai ukuran) juga menghiasi pintu rumah bagian depan, yang menunjukkan jumlah kerbau yang pernah dikorbankan dalam upacara kematian pada masing-masing keluarga. Makin banyak jumlahnya, makin terpandang keluarga itu di mata masyarakat. Di bagian samping rumah, juga dideretkan secara horisontal tulang-tulang rahang kerbau dan babi yang pernah dikorbankan.