Popularitas antioksidan tampaknya kian melambung. Di mana-mana, di layar kaca hingga media cetak, kerap dibahas tentang pentingnya zat yang satu ini. Tapi, sejauh mana Anda memahami dan mengetahui manfaatnya bagi tubuh?
Antioksidan adalah zat yang mampu memperlambat proses oksidasi, yaitu reaksi kimia yang berupa pengikatan oksigen dan pelepasan hidrogen. Proses ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di dalam tubuh kita. Proses oksidasi sebenarnya penting untuk metabolisme tubuh. Namun, jika molekul yang dihasilkan jumlahnya berlebihan, misalnya akibat pengaruh gaya hidup tidak sehat (merokok, stres, banyak mengonsumsi obat, polusi, radiasi, dan sebagainya), maka proses itu justru dapat merusak kesehatan. Di antaranya merusak sel yang mengoksidasi DNA, sehingga dapat berakibat mutasi gen dan menimbulkan kanker.
Yang penting diketahui, tidak semua zat antioksidan sama jenis dan fungsinya. Ada sekitar 10.000 senyawa kimia dalam berbagai jenis bahan makanan yang berperan sebagai antioksidan, termasuk zat nutrisi penting, seperti vitamin dan mineral. Namun, meski berbeda-beda, semuanya memiliki kemampuan memusnahkan substansi radikal-radikal bebas yang dapat mencederai sel-sel dalam tubuh dan berkontribusi pada timbulnya berbagai penyakit, termasuk kanker.
Lantas, antioksidan mana yang paling baik bagi tubuh? Banyak produk makanan yang saling mengklaim mengandung zat antioksidan yang paling hebat. Faktanya, tidak ada antioksidan yang lebih baik daripada yang lain. Makin bervariasi jenis makanan mengandung antioksidan yang kita konsumsi, makin maksimal senyawa tersebut bekerja bagi tubuh kita. Karena, setiap antioksidan memiliki tugas untuk melindungi di tempat-tempat yang berbeda.
Sebagai contoh, beberapa jenis antioksidan bekerja di otak, sedangkan yang lain bekerja di ginjal. Kendati begitu, walaupun terpisah-pisah secara khusus di beberapa tempat, tidak semua antioksidan mampu bekerja sendirian. Banyak antioksidan yang harus bekerja sama. Contohnya, vitamin C yang harus membantu vitamin E agar dapat mengoptimalkan kerja dalam menanggulangi radikal bebas.
Sinergi seperti ini disebut antioxidan defense network (pertahanan jaringan antioksidan). Artinya, mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya antioksidan dapat membuat berbagai sumber daya dalam tubuh bekerja dengan lebih baik.
Antioksidan adalah zat yang mampu memperlambat proses oksidasi, yaitu reaksi kimia yang berupa pengikatan oksigen dan pelepasan hidrogen. Proses ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di dalam tubuh kita. Proses oksidasi sebenarnya penting untuk metabolisme tubuh. Namun, jika molekul yang dihasilkan jumlahnya berlebihan, misalnya akibat pengaruh gaya hidup tidak sehat (merokok, stres, banyak mengonsumsi obat, polusi, radiasi, dan sebagainya), maka proses itu justru dapat merusak kesehatan. Di antaranya merusak sel yang mengoksidasi DNA, sehingga dapat berakibat mutasi gen dan menimbulkan kanker.
Yang penting diketahui, tidak semua zat antioksidan sama jenis dan fungsinya. Ada sekitar 10.000 senyawa kimia dalam berbagai jenis bahan makanan yang berperan sebagai antioksidan, termasuk zat nutrisi penting, seperti vitamin dan mineral. Namun, meski berbeda-beda, semuanya memiliki kemampuan memusnahkan substansi radikal-radikal bebas yang dapat mencederai sel-sel dalam tubuh dan berkontribusi pada timbulnya berbagai penyakit, termasuk kanker.
Lantas, antioksidan mana yang paling baik bagi tubuh? Banyak produk makanan yang saling mengklaim mengandung zat antioksidan yang paling hebat. Faktanya, tidak ada antioksidan yang lebih baik daripada yang lain. Makin bervariasi jenis makanan mengandung antioksidan yang kita konsumsi, makin maksimal senyawa tersebut bekerja bagi tubuh kita. Karena, setiap antioksidan memiliki tugas untuk melindungi di tempat-tempat yang berbeda.
Sebagai contoh, beberapa jenis antioksidan bekerja di otak, sedangkan yang lain bekerja di ginjal. Kendati begitu, walaupun terpisah-pisah secara khusus di beberapa tempat, tidak semua antioksidan mampu bekerja sendirian. Banyak antioksidan yang harus bekerja sama. Contohnya, vitamin C yang harus membantu vitamin E agar dapat mengoptimalkan kerja dalam menanggulangi radikal bebas.
Sinergi seperti ini disebut antioxidan defense network (pertahanan jaringan antioksidan). Artinya, mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya antioksidan dapat membuat berbagai sumber daya dalam tubuh bekerja dengan lebih baik.
CAT
Konsultan: Dr. dr. Meilani Kumala, MS.SpGK dari Universitas Tarumanagara Jakarta