Psikolog Vierra Adella , atau akrab disapa Della menyebutkan, ada perbedaan besar antara teman yang meminta bantuan dan teman yang terus menerus meminta bantuan. Seseorang yang terus meminta bantuan atau perhatian tentunya akan menguras energi teman-temannya. Berikut ciri-cirinya:
1. Egoistis. Hanya ingin didengarkan dan ingin terus mendapat perhatian.
2. Suka bergosip tentang segala hal dan jarang terbukti kebenarannya.
3. Sering berbohong tanpa peduli bahwa orang tak suka dibohongi.
4. Setiap kali bertemu dengan dia, tiba-tiba saja mood Anda berantakan.
5. Usai bertemu dia, Anda merasa stres dan lelah secara emosi karena mendengarkan semua cerita dan perilakunya.
6. Sering membuat Anda merasa buruk atau minder, ketimbang membuat Anda merasa positif dengan diri dan masalah Anda.
7. Bermuka dua. Anda sering mendapati dia nongkrong bersama orang yang sering ia keluhkan atau jelek-jelekkan di hadapan Anda.
8. Pertemanan Anda menjadi terlalu eksklusif. Anda jadi tidak bisa melepaskan diri satu sama lain dan susah menerima kehadiran teman baru. Anda sadar bahwa Anda sering dimanfaatkan oleh seorang teman, tapi Anda susah melepaskan diri dari pertemanan tersebut.
Setiap orang memang berpotensi menjadi toxic friend. Tetapi ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rawan menjadi racun bagi lingkungan sosialnya. Seperti:
1. Teman yang baru menikah atau baru bercerai. Tak semua orang bisa dengan mulus melewati perubahan status tersebut. Tak heran bila mereka banyak berkeluh kesah.
2. Teman yang tidak percaya diri cenderung menularkan rasa low self esteem-nya pada lingkungan terdekatnya.
3. Hamil, menjelang haid, dan menopause. Bila tidak ditangani dengan tepat, gejolak hormon dalam tubuh dapat menjadi biang keladi emosi yang tak terkendali.
1. Egoistis. Hanya ingin didengarkan dan ingin terus mendapat perhatian.
2. Suka bergosip tentang segala hal dan jarang terbukti kebenarannya.
3. Sering berbohong tanpa peduli bahwa orang tak suka dibohongi.
4. Setiap kali bertemu dengan dia, tiba-tiba saja mood Anda berantakan.
5. Usai bertemu dia, Anda merasa stres dan lelah secara emosi karena mendengarkan semua cerita dan perilakunya.
6. Sering membuat Anda merasa buruk atau minder, ketimbang membuat Anda merasa positif dengan diri dan masalah Anda.
7. Bermuka dua. Anda sering mendapati dia nongkrong bersama orang yang sering ia keluhkan atau jelek-jelekkan di hadapan Anda.
8. Pertemanan Anda menjadi terlalu eksklusif. Anda jadi tidak bisa melepaskan diri satu sama lain dan susah menerima kehadiran teman baru. Anda sadar bahwa Anda sering dimanfaatkan oleh seorang teman, tapi Anda susah melepaskan diri dari pertemanan tersebut.
Setiap orang memang berpotensi menjadi toxic friend. Tetapi ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rawan menjadi racun bagi lingkungan sosialnya. Seperti:
1. Teman yang baru menikah atau baru bercerai. Tak semua orang bisa dengan mulus melewati perubahan status tersebut. Tak heran bila mereka banyak berkeluh kesah.
2. Teman yang tidak percaya diri cenderung menularkan rasa low self esteem-nya pada lingkungan terdekatnya.
3. Hamil, menjelang haid, dan menopause. Bila tidak ditangani dengan tepat, gejolak hormon dalam tubuh dapat menjadi biang keladi emosi yang tak terkendali.
Monika Erika