Pada umumnya, pria memang sering mengalami morning erection, yang merupakan gejala alamiah di pagi hari setelah bangun tidur. Gejala ini dikenal sebagai nocturnal penile tumescence, karena walaupun baru muncul di pagi hari, sebenarnya proses ini telah dimulai saat tidur. Ada berbagai teori tentang ereksi di pagi hari, misalnya karena kandung kemih menahan banyak urin.
Penjelasan lain menyatakan bahwa ereksi terjadi pada tidur tahap REM (Rapid Eye Movement). Meskipun dalam tahap ini seseorang bisa bermimpi, namun tidak ada hubungan antara mimpi dengan terjadinya ereksi. Namun dalam tahap REM terjadi rangsangan saraf yang menyebabkan aliran darah ke penis. Yang jelas, kondisi ini merupakan salah satu pertanda seorang pria mengalami impotensi atau tidak.
Menurut Sarlito Wirawan, psikolog, sebagian pria -khususnya yang memiliki libido tinggi- cenderung ingin melakukan hubungan seks segera setelah bangun tidur. Meskipun hal itu tidak dilakukannya setiap hari. Dengan demikian, tidak semua pria otomatis ingin melakukan hubungan seks setelah bangun tidur di pagi hari. Sebagian pria biasa-biasa saja, walaupun mereka juga mengalami morning erection. Faktor kadar libido, usia, dan aktivitas sehari-hari mempengaruhi ada atau tidak adanya hasrat seksual di pagi hari.
Sedangkan bagi wanita, dorongan seks tidak timbul sewaktu-waktu. Untuk membangkitkan libido wanita, diperlukan ‘pemanasan’ yang cukup lama dan didukung oleh situasi yang menyenangkan. Misalnya dengan cumbuan, rayuan, atau kemesraan. 'Serangan fajar' yang datangnya tiba-tiba, tanpa foreplay, dan bersifat memaksa, tentu sangat tidak nyaman bagi wanita. Apalagi jika ia masih mengantuk, lelah, dan pasangannya masih 'berbau' bekas tidur. Jangankan terbangkit gairahnya, wanita seringkali justru merasa terganggu.
Tak jarang istri yang menolak melakukan hubungan seks. Padahal sikap ini risikonya lumayan besar. Suami yang ditolak keinginannya untuk melakukan hubungan seksual cenderung menjadi sensitif dan mudah tersinggung. Jika pun istri mencari jalan ‘aman’, yaitu tidak menolak permintaan suami, biasanya ia melakukannya dengan setengah hati, bahkan ia tidak 'menikmati'.
Dalam keadaan seperti ini, negosiasi bisa menjadi solusi. Anda dan pasangan mungkin bisa sepakat melakukan quickie sex atau justru menunda hingga malam hari, tergantung kesepakatan berdua.
Penjelasan lain menyatakan bahwa ereksi terjadi pada tidur tahap REM (Rapid Eye Movement). Meskipun dalam tahap ini seseorang bisa bermimpi, namun tidak ada hubungan antara mimpi dengan terjadinya ereksi. Namun dalam tahap REM terjadi rangsangan saraf yang menyebabkan aliran darah ke penis. Yang jelas, kondisi ini merupakan salah satu pertanda seorang pria mengalami impotensi atau tidak.
Menurut Sarlito Wirawan, psikolog, sebagian pria -khususnya yang memiliki libido tinggi- cenderung ingin melakukan hubungan seks segera setelah bangun tidur. Meskipun hal itu tidak dilakukannya setiap hari. Dengan demikian, tidak semua pria otomatis ingin melakukan hubungan seks setelah bangun tidur di pagi hari. Sebagian pria biasa-biasa saja, walaupun mereka juga mengalami morning erection. Faktor kadar libido, usia, dan aktivitas sehari-hari mempengaruhi ada atau tidak adanya hasrat seksual di pagi hari.
Sedangkan bagi wanita, dorongan seks tidak timbul sewaktu-waktu. Untuk membangkitkan libido wanita, diperlukan ‘pemanasan’ yang cukup lama dan didukung oleh situasi yang menyenangkan. Misalnya dengan cumbuan, rayuan, atau kemesraan. 'Serangan fajar' yang datangnya tiba-tiba, tanpa foreplay, dan bersifat memaksa, tentu sangat tidak nyaman bagi wanita. Apalagi jika ia masih mengantuk, lelah, dan pasangannya masih 'berbau' bekas tidur. Jangankan terbangkit gairahnya, wanita seringkali justru merasa terganggu.
Tak jarang istri yang menolak melakukan hubungan seks. Padahal sikap ini risikonya lumayan besar. Suami yang ditolak keinginannya untuk melakukan hubungan seksual cenderung menjadi sensitif dan mudah tersinggung. Jika pun istri mencari jalan ‘aman’, yaitu tidak menolak permintaan suami, biasanya ia melakukannya dengan setengah hati, bahkan ia tidak 'menikmati'.
Dalam keadaan seperti ini, negosiasi bisa menjadi solusi. Anda dan pasangan mungkin bisa sepakat melakukan quickie sex atau justru menunda hingga malam hari, tergantung kesepakatan berdua.